
KANAL31.COM
Setiap manusia saat tidur pasti pernah mengalami mimpi. Mimpi yang dialami mungkin mimpi yang menyenangkan, sedih, marah, ataupun seram. Banyak orang yang mencari arti mimpi melalui berbagai sumber, salah satunya adalah tafsir mimpi menurut Islam.
Dilansir dari My Islamic Dream, mimpi dikelompokkan menjadi tiga jenis menurut sunah yaitu Ru’yaa atau mimpi baik, mimpi buruk, dan mimpi dari diri sendiri.
Tafsir Mimpi Menurut Islam
Nabi Muhammad saw juga mengelompokkan jenis mimpi menjadi tiga bagian. Hal ini dijelaskan dalam salah satu hadis yang berbunyi:
وَالرُّؤْيَا ثَلَاثٌ، الحَسَنَةُ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ، وَالرُّؤْيَا يُحَدِّثُ الرَّجُلُ بِهَا نَفْسَهُ، وَالرُّؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا وَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ
Artinya:
“Mimpi itu ada tiga. Mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi, maka jangan kalian ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan salatlah!” (HR Muslim).
Berdasarkan hadis di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua mimpi yang dialami olehmu dapat dijadikan sebagai petunjuk karena ada kemungkinan mimpi yang kamu alami bukan berasa dari Allah Swt, bisa jadi mimpi tersebut berasal dari bisikan setan atau pikiranmu yang sedang memikirkan sesuatu sehingga terbawa ke dalam mimpi.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa mimpi yang bisa dijadikan petunjuk adalah mimpi yang betul-betul berasal dari petunjuk Allah Swt. Hal ini dijelaskan dalam surat Yunus ayat 64 yang berbunyi:
لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ
Artinya:
“Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan dunia dan di akhirat.”
Arti “berita gembira” dalam ayat di atas merupakan mimpi baik yang dialami oleh kamu. Arti ayat di atas juga dijelaskan dalam salah satu hadis yang berbunyi:
هِيَ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ، يَرَاهَا الْمُسْلِمُ، أَوْ تُرَى لَهُ
Artinya:
“Yang dimaksud kegembiraan dalam ayat di atas adalah mimpi yang baik yang terlihat oleh orang muslim atau yang diperlihatkan padanya.” (HR Ibnu Majah).
Cara Membedakan Tafsir Mimpi dalam Islam
Dilansir dari Nahdlatul Ulama, kamu bisa membedakan antara mimpi yang betul-betul petunjuk dari Allah Swt dengan mimpi yang berasal dari bisikan setan yaitu dengan cara menandai waktu terjadinya mimpi tersebut.
Kalau kamu bermimpi di pagi hari atau saat sahur maka kemungkinan besar mimpi yang kamu alami adalah mimpi yang benar dan dapat ditafsirkan.
Sedangkan, mimpi yang disebut-sebut sebagai bisikan dari setan apabila mimpi terjadi di malam hari atau saat petang. Ketentuan ini juga dijelaskan oleh Ibu al-Jauzi yang berbunyi:
وَأَصْدَقُ الرُّؤْيَا: رُؤْيَا الْأَسْحَارِ، فَإِنَّهُ وَقْتُ النُّزُولِ الْإِلَهِيِّ، وَاقْتِرَابِ الرَّحْمَةِ وَالْمَغْفِرَةِ، وَسُكُونِ الشَّيَاطِينِ، وَعَكْسُهُ رُؤْيَا الْعَتْمَةِ، عِنْدَ انْتِشَارِ الشَّيَاطِينِ وَالْأَرْوَاحِ الشَّيْطَانِيَّةِ
Artinya:
“Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan. Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam)” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin).
Islam juga menyarankan jika kamu mengalami mimpi, cobalah untuk mencari arti atau tafsir dari mimpi yang kamu alami. Karena dalam sebuah mimpi terdapat pengetahuan mengenai hal-hal gaib yang tidak bisa dilihat oleh manusia secara kasat mata.
Hal ini juga dijelaskan dalam sebuah hadis:
وفي الحديث الحث على علم الرؤيا والسؤال عنها وتأويلها
Artinya:
“Dan dalam hadis terdapat motivasi untuk mempelajari ilmu tentang mimpi, bertanya tentang mimpi dan tafsir dari mimpi” (Syekh Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarh an-Nawawi li al-Muslim).
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa mimpi memiliki beberapa jenis dan tidak semua mimpi bisa ditafsirkan. Apakah kamu pernah mengalami mimpi di waktu-waktu seperti yang sudah dijelaskan di atas?