
JAKARTA KANAL31.COM –Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menegaskan kembali pentingnya tanggung jawab Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) yang tidak hanya berfokus pada capaian birokratis, tetapi juga harus mencapai tujuan-tujuan keagamaan. Menurut Menag, perguruan tinggi keagamaan memiliki peran vital sebagai lembaga penyebar agama yang berfungsi mendekatkan umat dengan agamanya.
Pernyataan tersebut disampaikan Menag Nasaruddin dalam pembinaan kepada Civitas Akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, di Ruang Auditorium A. Yani, UINSA, Jawa Timur, pada Senin (10/2/2025).
Menag menekankan bahwa PTK, seperti UIN, tidak bisa disamakan dengan universitas-universitas lain yang hanya bersifat formal. Selain menjalankan fungsi akademik, PTK memiliki tugas ganda, yaitu tugas yang dibebankan negara dan juga tugas sebagai mubaligh. Oleh karena itu, cara mengukurnya tidak hanya pada capaian formal, tetapi juga capaian dalam mendekatkan umat kepada agama.
“Bagi saya, UIN tidak bisa disamakan dengan universitas lain karena memiliki tugas ganda: dari negara dan sebagai mubaligh,” ujar Menag yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal. “Kita tidak bisa menjadikan PTN sebagai standar akademik murni, karena sebagai PTKN, bebannya ganda. Standar akademik umum hanya mengantarkan kita pada urusan dunia, sementara standar keagamaan juga harus dicapai.”
Tugas ganda ini berlaku tidak hanya pada perguruan tinggi keagamaan, tetapi juga pada seluruh ASN Kementerian Agama (Kemenag). Menurut Menag, tanggung jawab Kemenag lebih berat karena juga bertugas menyebarkan ajaran agama kepada masyarakat.
“Keunggulan yang diukur tidak hanya berdasarkan standar birokrasi, tetapi juga standar keagamaan,” tegas Menag. “Sekalipun Kemenag mendapatkan banyak prestasi, jika umat masih merasa berjarak dengan agamanya, berarti kita belum berhasil.”
Menag menambahkan bahwa ekspektasi masyarakat terhadap pegawai Kemenag sangat tinggi, mengingat tugas Kemenag yang sangat penting dalam kehidupan beragama masyarakat Indonesia. “Masyarakat mengharapkan pegawai Kemenag seperti malaikat, padahal kita juga manusia. Kementerian Agama ibarat kertas putih, sedikit noda akan terlihat,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari ASN Kemenag, Menag mengingatkan pentingnya mengawasi diri sendiri dalam menjalankan perintah agama sebelum mengawasi instansi. “Kita harus menjadi pelayan umat yang ideal. Awasi diri terlebih dahulu sebelum mengawasi instansi. Kita tidak bisa menjadi malaikat, tetapi kita juga tidak boleh menjadi iblis,” tegasnya.
Rektor UIN Sunan Ampel, Akhmad Muzakki, menyadari bahwa sebagai universitas yang berada di bawah binaan Kemenag, UINSA memiliki peran penting dalam menyebarkan keislaman. “Tanah di kampus ini dulu merupakan hibah dari para kyai kepada negara untuk mendirikan kampus Islam,” ucapnya.
Meskipun demikian, UINSA juga berkomitmen untuk mencapai capaian formal sebagai bentuk tanggung jawab kepada negara. “Sejak 2024, Unirank UINSA masuk universitas Islam terbaik ke-8 di dunia dan terbaik se-Indonesia. Kami bertekad untuk naik ke level internasional,” ujarnya.
Selain itu, UINSA juga terus berupaya untuk mempertahankan kualitas pendidikan, termasuk akreditasi unggul dari BAN-PT yang telah diraihnya untuk periode kedua. “Kami juga sedang dalam proses finalisasi dan evaluasi program studi kedokteran yang sedang diproses oleh Dikti. Semua sudah siap, baik tempat maupun administrasi,” ungkap Muzakki.
Muzakki juga menyampaikan bahwa proses pendirian program studi kedokteran di UINSA dijadikan sebagai tolak ukur oleh Dikti untuk universitas lain yang ingin mendirikan program studi serupa. “Bahkan UINSA dijadikan benchmark pendirian program studi kedokteran oleh Dikti, Alhamdulillah,” tambahnya.