
BANDUNG kanal31.com – Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung sukses menyelenggarakan workshop bertajuk “Perkembangan Fotografi di Era Digital” pada Rabu (24/9/2025).
Acara ini berlangsung sejak pukul 08.00 WIB di Aula FDK UIN SGD Bandung dengan menghadirkan narasumber utama, Oka Hardiana, S.Sos, seorang praktisi sekaligus fotografer profesional dan owner StudioOkay.
Workshop dibuka dengan sambutan secara resmi oleh Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat, Dr. Dyah Rahmi Astuti, S.Sos., M. Si., CPR. yang menekankan pentingnya penguasaan keterampilan fotografi bagi lulusan Ilmu Komunikasi, khususnya Humas. Fotografi tidak hanya berperan dalam dokumentasi, tetapi menjadi peluang karier dan bisnis yang menjanjikan. “Seorang lulusan Humas tidak hanya berkiprah di bidang korporasi atau pemerintahan, tetapi juga bisa berwirausaha sebagai fotografer dan membuka lapangan kerja,” tegasnya.
Dalam pemaparan materi, Oka Hardiana, S.Sos. menguraikan perbedaan mendasar antara fotografi Humas dan Jurnalistik. Fotografi jurnalistik lebih menekankan aspek berita dan realitas sosial, sementara fotografi Humas bersifat konseptual, artistik, dan mendukung kebutuhan organisasi, seperti dokumentasi acara, foto produk, maupun konten media.
Perkembangan fotografi di era digital yang ditandai dengan hadirnya teknologi kamera DSLR, mirrorless, hingga smartphone dengan spesifikasi tinggi. Menurutnya, kualitas foto tidak ditentukan oleh harga kamera, melainkan oleh teknik, konsistensi, serta gaya personal fotografer.
“Make a picture guide your style. Foto bukan sekadar hasil jepretan, tetapi lahir dari media (kamera), mind (ide dan konsep), serta heart (perasaan yang menyentuh). Foto yang baik adalah foto yang bisa dirasakan oleh orang lain,” ujar Oka.
Dalam sesi materi, peserta diperkenalkan dengan dasar-dasar fotografi, termasuk konsep exposure triangle (ISO, aperture, shutter speed), perbedaan format RAW dan JPG, teknik angle, serta karakteristik fotografi digital. Oka membahas peran Artificial Intelligence (AI) dalam fotografi modern. AI dapat membantu dalam proses editing, retouching, hingga pengelolaan foto, namun tidak bisa menggantikan nilai orisinalitas dan keterampilan seorang fotografer.
Selain materi teknis, Oka turut berbagi pengalaman membangun usaha fotografi sejak mendirikan studio pada 2011. Ia menekankan pentingnya konsistensi, dukungan keluarga, serta mental kuat dalam menghadapi dinamika bisnis. Menurutnya, menjadi fotografer bukan hanya soal karya seni, tetapi juga pelayanan jasa yang menuntut profesionalitas.
Workshop ini diikuti antusias oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi yang aktif berdiskusi dan bertanya mengenai peluang karier, teknik fotografi, serta perbedaan fotografi Humas dan Jurnalistik. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami bahwa fotografi adalah keterampilan penting yang mendukung profesi kehumasan sekaligus membuka peluang bisnis kreatif di era digital.