
BANDUNG, kanal31.com– Upaya menumbuhkan semangat kebangsaan, memupuk nasionalisme, memperkuat kedisiplinan, dan mengingatkan kembali pentingnya nilai-nilai perjuangan bangsa, Rektor I UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Dr. Dadan Rusmana mengingatkan kembali pesan dan spirit Quran Surat Ad-Dhuha pada Apel Pagi 17-an, di halaman Gedung Al-Jamiah, Jumat (17/1/2025).
Apel pagi tersebut dihadiri oleh Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Rosihon Anwar, Wakil Rektor III Prof. Husnul Qodim, Kepala Biro A2KK Dr. Nur Arifin, Plt Kepala Biro AUPK Edy Fuady, M.Pd, serta Ketua LPM Prof. Ija Suntana. Diikuti oleh seluruh pegawai, baik Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN di lingkungan UIN Bandung.
Prof. Dadan menekankan pentingnya meningkatkan etos kerja dengan senantiasa mensyukuri berbagai nikmat Allah SWT, bersabar dalam menghadapi tantangan, serta bergantung kepada Allah SWT dalam setiap aktivitas kehidupan. Ada lima spirit Surat Ad-Dhuha untuk meningkatkan etos kerja. Pertama, optimisme dalam menghadapi tantangan (ayat 1-3). “Dalam konteks kerja, ini mengajarkan bahwa setiap kesulitan pasti ada akhirnya. Kita harus terus optimis dan yakin bahwa Allah tidak meninggalkan kita,” katanya.
Kedua, keyakinan akan masa depan yang lebih baik (ayat ke-4). “Masa depan yang lebih baik menanti jika kita terus berusaha dan bertawakal. Dalam bekerja, ini mendorong semangat untuk selalu memperbaiki diri, berinovasi, dan tidak cepat merasa puas,” ujarnya.
Ketiga, syukur atas nikmat dan potensi (ayat ke-6-8). Mengingat berbagai nikmat dan pertolongan Allah dalam hidup seharusnya memotivasi untuk bekerja lebih baik, berterima kasih dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Keempat, berbuat baik dan membantu sesame ayat 9-10). Maksudnya, lanjut Prof. Dadan, etos kerja yang baik bukan hanya tentang keberhasilan pribadi, tetapi juga menyangkut tanggung jawab sosial. Semua dianjurkan untuk membantu sesama dan bersikap adil dalam setiap aspek pekerjaan.
Kelima, menyebarkan kebaikan dengan keikhlasan (ayat 11). Hasil dari kerja keras dan nikmat yang diberikan Allah sebaiknya digunakan untuk menyebarkan kebaikan. Dalam konteks kerja, ini berarti berbagi ilmu, pengalaman, dan manfaat kepada orang lain, termasuk memuliakan anak yatim.
“Di kampus, bukan hanya ditinggal ayah ibu, tapi mereka yang tidak punya kuasa, kemampuan, ilmu sedikit, yang membutuhkan perlindungan, bimbingan, arahan. Pemimpin jangan sekali-kali berbuat menyimpang, sewenang-wenang, jangan karena sibuk tidak melayani. Berikan pelayanan sekalipun tidak langsung pada saat itu,” bebernya.(nas)