
BANDUNG kanal31.com — UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Workshop Evaluasi Kurikulum di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi lantai 4, Kamis (25/9/2025).
Workshop bertajuk “Transformasi Kurikulum Prodi Berbasis Cinta, OBE, Rahmatan Lil’alamin, dan SMART, Menguatkan Lulusan Unggul, Kompetitif, dan Inovatif Berdampak di Asia Tenggara” ini menghadirkan narasumber Dr. Rusman, S.Pd., M.Pd, dosen Pengembangan Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia.
Acara ini diikuti oleh 154 peserta yang terdiri atas dosen, pengguna lulusan (user), alumni, dan mahasiswa, dengan tujuan merespons tuntutan dunia kerja yang dinamis serta memperkuat mutu lulusan agar relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Enjang AS, M.Si., M.Ag., menegaskan bahwa kurikulum yang berlaku lima tahun lalu sudah tidak relevan dengan kebutuhan lulusan saat ini.
Menurutnya mutu lulusan harus sesuai dengan dinamika masyarakat dan dunia kerja. “Mutu lulusan dari prodi yang ada di fakultas harus matching dengan berbagai tantangan di tengah masyarakat. Relevansi tidak boleh diabaikan agar mutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Kang Enjang sapaan akrabnya menekankan pentingnya memenuhi standar regulasi dan akreditasi.
“Standar dalam pembelajaran tidak bisa diabaikan, harus sesuai dengan standar BAN-PT. Setiap regulasi dibuat pemerintah untuk kebaikan masyarakat, sehingga harus direspons dengan baik,” tegasnya.
Munculnya gagasan kurikulum berbasis cinta. Menurutnya, hal ini perlu dikaji apakah selaras dengan kerangka kurikulum berbasis KKNI.
“Menjadi keharusan meningkatkan kualitas belajar dan pembelajaran bagi mahasiswa, sekaligus merespons kebijakan dan tantangan sesuai harapan pengguna lulusan,” tambahnya.
Wakil Rektor I UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Dadan Rusmana, M.Ag., menyampaikan makna cinta dalam kurikulum sebagai kedekatan emosional dan spiritual yang memupuk harmoni.
“Love itu bagaimana menghubungkan kedekatan emosional seperti ibu kepada anaknya. Dari sini lahir harmoni, damai, dan gotong royong sebagai turunan dari moderasi beragama,” katanya.
Kurikulum yang diformulasikan harus berdampak nyata. “Kurikulum berbasis cinta bukan hanya kata-kata, tapi harus dipraktikkan,” ujarnya.
Dalam paparannya Narasumber, Dr. Rusman memperkenalkan konsep Panca Cinta sebagai landasan kurikulum berbasis cinta meliputi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, cinta ilmu, cinta lingkungan, cinta diri dan sesama manusia, serta cinta tanah air.
“Kurikulum Berbasis Cinta bertujuan untuk melahirkan insan yang humanis, nasionalis, naturalis, toleran, dan selalu mengedepankan cinta sebagai prinsip dasar dalam kehidupan,” jelasnya.
Sekretaris Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr. Uwes Fatoni, M.Ag., menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan workshop. Ia berharap kegiatan ini memberikan masukan penting dari mahasiswa alumni dan user dan industri bagi prodi.
“Setelah acara ini, diharapkan Prodi KPI mendapatkan saran konstruktif bagi pengembangan kurikulum prodi KPI UIN Bandung yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia usaha dan industri,” tutupnya.