
BANDUNG, kanal31.com– Aksi demonstrasi yang digelar oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Selasa (25/02/2025), dinilai anarkis, ditandai dengan perusakan berbagai fasilitas kampus. Alih-alih menyampaikan aspirasi secara akademis dan bermartabat, massa aksi justru menciptakan kekacauan yang mencoreng citra mahasiswa.
Demikian kata salah seorang sumber yang enggan disebut nama, di Kampus 1 UIN Bandung, Rabu (26/02/2024). Menurutnya, demonstrasi yang awalnya diklaim sebagai bentuk protes terhadap kebijakan jas almamater, berubah menjadi aksi anarki.
Ia menduga aksi tersebut ditunggangi kepentingan politik kelompok tertentu. Massa aksi, yang mayoritas mahasiswa baru (MABA) angkatan 2024, terlibat dalam tindakan tidak terpuji, seperti melempar cat ke Gedung Rektorat, mencoret-coret fasilitas, dan menciptakan suasana tidak kondusif di lingkungan kampus.
Menurut dia, aksi seharusnya menjadi wadah penyampaian aspirasi secara elegan, bukan didominasi oleh tindakan destruktif yang merugikan kampus dan mencederai nilai-nilai akademik. Wajar kalau para pengamat kampus menilai bahwa mahasiswa baru hanya dijadikan alat oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki agenda tersembunyi untuk memperkeruh suasana dan menggiring opini negatif terhadap rektorat.
“Mereka bukan menyampaikan aspirasi, tapi menciptakan kekacauan. Mahasiswa baru yang masih lugu diperalat untuk kepentingan politik yang tidak jelas arahnya,” ujar dia, yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Ditanya tentang indikasi adanya provokator? Jawabannya, “Saya menduga ada tokoh-tokoh eksternal yang diduga memiliki afiliasi politik tertentu. Bahkan, spanduk-spanduk yang dibawa dalam aksi ini mengandung pesan-pesan yang melampaui isu jas almamater, seolah ada skenario besar untuk membangun sentimen negatif terhadap kampus.”
Pihak Rektorat UIN Bandung, katanya, sebenarnya terbuka untuk berdialog, bukan aksi seperti itu. Mahasiswa diminta untuk cerdas dan tidak mudah diperalat oleh kepentingan politik yang dapat merusak keharmonisan akademik.
“Dengan adanya kejadian ini, saya mengimbau untuk tetap kritis, tetapi juga bijak dalam bertindak. Kampus adalah tempat menuntut ilmu, bukan arena provokasi yang merusak integritas intelektual,” imbaunya.
Kecewa pada Kualitas Jas Almamater
Ratusan mahasiswa menyampaikan orasi di depan Gedung Rektorat UIN Bandung, Selasa sore (25/02/2025). Mereka menggelar aksi demonstrasi sebagai bentuk kekecewaan terhadap jas almamater MABA angkatan 2024 yang kualitasnya dianggap buruk, sehingga menuntut penggantian almamater secara menyeluruh.
Sejak Desember 2024, kata beberapa aktivis aksi, mahasiswa sudah mengajukan keluhan, namun respons kampus dinilai lambat. Pihak rektorat hanya bersedia bertemu dengan tiga perwakilan mahasiswa, tetapi tawaran itu ditolak karena dianggap tidak mewakili seluruh angkatan.
Akhirnya mereka menyeruduk gedung Rektorat meminta penggantian jas almamater, bahkan menuntut adanya transparansi anggaran untuk pembuatan jas almamater MABA 2024 yang mengalami penurunan kualitas/tidak layak pakai.
“Tuntutan kami akan terus digaungkan bahkan disebarkan melalui media sosial secara lebih meluas, hingga tuntutan kami mendapat perhatian serius dari pihak Rektorat,” ancam mereka. *