
Bandung, kanal31.com– Pusat Pengembangan Bisnis (P2B) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar dialog bisnis/wirausaha bersama pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan Senat Mahasiswa (SEMA) tingkat universitas dan fakultas, menjelang berbuka puasa di Sekretariat P2B Kampus I UIN Bandung, Kamis (13/03/2025).
Dialog bisnis ini dipimpin langsung oleh Ketua P2B UIN Bandung Budi Tresnayadi; didampingi Sekretaris Ayi Rahman; Tim Asistensi Bidang Hukum E. Hasbi Nasaruddin; dan Tim Asistensi Bidang Manajemen/Ekonomi P2B Fulki Fadhluddin.
Dalam kesempatan itu Budi Tresnayadi menegaskan bahwa dialog bisnis bersama mahasiswa ini penting, sebagai sharing pemikiran dan gagasan terkait pengembangan kewirausahaan dan berbagai inovasi bisnis, terutama di kalangan mahasiswa.
Dalam kaitan ini P2B bisa memberikan akses kepada para wirausahawan muda/mahasiswa tentang fasilitas, peluang, dan jaringan yang dibutuhkan dalam mengembangkan wirausaha/bisnis mereka.
Budi tak lupa mengupas tentang peran P2B sebagai leading sector UIN Bandung yang telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Karenanya, kata Budi, semua yang berhubungan dengan bisnis di kampus menjadi kewenangan P2B.
“Kami menjadi corong dalam perluasan usaha-usaha di kampus, dan punya kewenangan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam mendukung keuangan BLU,” ujarnya.
Diperkuat oleh Sekretaris P2B UIN Bandung, Ayi Rahman yang menegaskan bahwa P2B di kampus memiliki potensi dan peluang usaha yang besar, dari mulai kantin, warung kopi, toko online, hingga sewaan gedung dan Sarana Olahraga (SOR).
Semua potensi itu perlu digali dan dikelola secara profesional untuk income BLU, ujung-ujungnya untuk kesejahteraan semua warga kampus. “Kami berharap kepada pengurus DEMA maupun SEMA, mari bersama P2B ikut merekonstruksi sistem bisnis ini,” harap Ayi.
Perlu Kesadaran Kolektif
Tim Asistensi Bidang Hukum E. Hasbi Nasaruddin mengharapkan adanya kesadaran kolektif dalam setiap mengembangkan ekosistem bisnis di kampus ini. Hal itu merupakan strategi yang melibatkan kolaborasi antara pimpinan, dosen, mahasiswa, dan karyawan.
Potensi dan peluang apapun, menurut Hasbi, bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa, manakala digarap secara profesional, tidak parsial untuk keuntungan kelompok/unit tertentu. “Semua harus saling mendukung demi memperluas jangkauan bisnis yang digarap P2B,” katanya.
Berbeda dengan bisnis di luar, bisnis di kampus terkait erat dengan kegiatan sivitas akademika. Karenanya, kinerja P2B harus terkoneksi dengan dosen, mahasiswa, karyawan, dan unit-unit lain. Usaha P2B tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan semua pihak, terutama terkait peran P2B yang menjadi ujung tombak bagi kas BLU.
Misalnya terkait dengan munculnya gagasan, pentingnya pengelolaan perparkiran sebagai sumber potensial untuk P2B, itu ide bagus. “Ketika parkir berbayar, servisnya pun harus ideal. Di sini perlu solusi terbaik terkait kebijakan parkir berbayar ini. Bila perlu dilakukan kajian yang melibatkan pimpinan, karyawan, dosen, dan mahasiswa,” ujar Hasbi.(nas)