BANDUNG, kanal31.com– Dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Lutfi Khoerunnisa, M.I.Kom mengharapkan mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Bandung menjadi pustakawan masa depan, yang mampu menghubungkan antara manusia dan teknologi, menjaga nilai etika, privasi, serta keberlanjutan pengetahuan.
Menurut Lutfi, mahasiswa sekarang termasuk generasi Z. Mereka akan menjadi pustakawan masa depan, bertransformasi menjadi kurator pengetahuan, yang memadukan kecerdasan buatan (AI), data science, dan humanisme dalam pengelolaan informasi. Mereka tidak hanya menyediakan akses, tetapi juga menganalisis, menginterpretasi, dan mengontekstualisasi data untuk mendukung pembelajaran dan riset.
“Ubah paradigma pustakawan masa lalu! Yang hanya menjadi penjaga buku dan pengelola koleksi fisik. Fokus utamanya adalah tata kelola bahan pustaka, seperti katalogisasi, klasifikasi, dan peminjaman,” ujar Lutfi, saat menjadi narasumber seminar Prodi IPII, FAH UIN Bandung, yang digelar di Aula FAH, Rabu (22/10/2025).
Pustakawan masa lalu, lanjut Lutfi, hanya menekankan ketertiban, keteraturan, dan pelestarian koleksi. Pustakawan dianggap sebagai otoritas informasi, namun interaksi dengan pengguna masih bersifat formal dan terbatas. Pelayanannya kaku, tertutup, dan kurang ramah terhadap pengunjung. Selain itu, fokus pada aturan ketat, tidak terbuka terhadap perubahan teknologi, perpustakaan hanya sebagai tempat penyimpanan buku, dan kurang memahami kebutuhan pengguna modern.
“Sedangkan Pustakawan masa kini berperan sebagai fasilitator informasi yang membantu pengguna menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara kritis. Teknologi digital telah mengubah peran mereka dari pengelola koleksi menjadi mitra belajar dan inovator layanan. Fokusnya bukan hanya pada buku, tetapi juga pada akses digital, repository, open access, dan literasi informasi,” jelasnya.
“Ciri pustawakan Gen Z adalah komunikatif dan empatik, digital literate, kreatif dan inovatif, kolaboratif, berorientasi pada layanan, serta branding diri dan institus,” ujarnya lagi.

Ketua Program Studi IPII FAH UIN Bandung, Muhamad Riza, M.Hum mengapresiasi narasumber yang membangkitkan semangat mahasiswa IPII FAH UIN Bandung. Walaupun di usianya yang masih sangat muda, IPII memiliki proyeksi menjadi program studi yang unggul dan kompetitif, bukan hanya secara lokal, namun juga nasional bahkan global.
Lulusan IPII UIN Bandung memiliki prospek karir yang menarik. Mereka dapat menjadi pustakawan di perpustakaan umum, sekolah, atau lembaga pengarsipan. Selain itu, dapat menjadi spesialis metadata atau katalogis, manajer perpustakaan, kurator arsip, manajer pengetahuan, dan spesialis manajemen dokumen. Lulusan juga memiliki peluang untuk bekerja di industri kreatif dan teknologi informasi, serta di lembaga-lembaga yang berkontribusi dalam memperluas wawasan keislaman.
“Melalui seminar ini, kita mencoba merekonstruksi peran pustakawan, yang semula hanya penjaga tumpukan buku menjadi pustakawan yang berbasis teknologi,” pungkas Riza, didampingi sekretaris Prodi Amung Ahmad Syahir M, M.Ag.(shandi rg/ed.nas)
