
BANDUNG kanal31.com — Program Studi Magister (S2) Studi Agama-Agama (SAA) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Pasewakan Kerta Tataning Hirup Linuwih, Ciparay, Kabupaten Bandung, Rabu (17/9/2025).
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga sore hari ini melibatkan mahasiswa S2 SAA bersama komunitas Aliran Kebatinan Perjalanan (AKP), salah satu penghayat kepercayaan yang berakar pada tradisi kebatinan Sunda.
Ketua Prodi S2 Studi Agama-Agama, Prof. M. Taufiq Rahman, Ph.D., menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai laboratorium lapangan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sebagai mediator lintas agama, sesuai dengan capaian lulusan prodi. “Melalui perjumpaan langsung dengan komunitas keagamaan seperti AKP, mahasiswa tidak hanya mempelajari dialog antaragama secara teoretis, tetapi juga mempraktikkannya untuk membangun toleransi dan perdamaian,” ujarnya.
Sekretaris Prodi S2 Studi Agama-Agama, Dr. Neng Hannah, M.Ag., selaku pembimbing lapangan, menegaskan pentingnya pendekatan experiential learning dalam studi agama. Setelah menempuh mata kuliah dialog antaragama dan resolusi konflik di semester sebelumnya, mahasiswa diajak untuk mengamati, mengalami, dan merefleksikan praktik keagamaan komunitas lintas iman. “Dengan metode observasi lapangan, partisipasi terbatas, dan diskusi reflektif, mahasiswa diharapkan mengembangkan empati, kepekaan akademik, serta keterampilan menulis refleksi yang kontekstual,” jelasnya.
AKP memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari kepercayaan lokal Sunda. Didirikan pada 1927 oleh Tri Tunggal: Mei Kartawinata, Rasyid, dan Sumitra, AKP memadukan ajaran kebatinan, nilai moral, dan spiritualitas yang berlandaskan Pancasila. Dalam komunitas ini, nilai cageur, bageur, bener, pinter, selamet (sehat, bajik, benar, cerdas, dan selamat) dijunjung sebagai pedoman hidup. Mereka memaknai Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara, sekaligus jalan menuju harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.
Di Pasewakan (balai pertemuan komunitas), mahasiswa berkesempatan menyaksikan praktik ritual, berdialog dengan sesepuh AKP, serta memahami nilai-nilai kebatinan yang menekankan keseimbangan lahir dan batin. Pengalaman ini membuka ruang diskusi kritis tentang peran agama-agama lokal dalam menjaga integrasi bangsa di tengah keberagaman Indonesia.
Bagi mahasiswa, perjumpaan ini menjadi pelajaran penting dalam menumbuhkan kesadaran pluralisme. “Kita belajar langsung bagaimana nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan kebangsaan tidak hanya menjadi wacana, tetapi dihayati dalam keseharian masyarakat,” ungkap Husna Fathia, mahasiswa semester III.
Melalui pengabdian ini, Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung menegaskan komitmennya untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga memiliki sensitivitas sosial dan kemampuan mediasi lintas agama. Perjumpaan dengan komunitas seperti AKP menjadi bukti nyata bahwa pendidikan agama harus hadir di tengah masyarakat, dengan membangun jembatan pemahaman, merawat keberagaman, dan meneguhkan perdamaian.
Pengabdian ini diharapkan menjadi kontribusi akademik dalam upaya pelestarian agama-agama lokal yang sering terpinggirkan. Sebagaimana nilai-nilai yang dipegang AKP, memperkuat semangat cageur, bageur, bener, pinter, selamet, sehat lahir batin, bijak dalam pergaulan, benar dalam ilmu, cerdas dalam berpikir, dan selamat dalam kehidupan bersama.
Ketua Panitia Dian Pratama, menjelaskan pengabdian masyarakat ini bertepatan dengan peringatan HUT ke-98 Aliran Kebatinan Perjalanan yang mengangkat “Meningkatkan kualitas diri dalam menghadapi perubahan dengan berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai jati diri bangsa untuk menuju 1 Abad Aliran Kebatinan Perjalanan dan Indonesia Emas.”
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai tokoh, di antaranya, Ketua Presidium AKP, Ade Witarso; Plh Ketua Dewan Musyawarah Daerah Provinsi Jawa Barat, Ade Taryo; Penasehat DMD AKP Jabar, Abah Mimin; Ketua Dewan Pengurus Daerah AKP Kabupaten Bandung, Ayi Cakra; Kasi Trantib/Plt Sekcam, Suryana, SE; Kanit Binmas Polsek Ciparay, Ipda Asep Sugian; Perwakilan Danramil, Sertu Jejen
Selain upacara adat, peringatan ini dimeriahkan dengan pentas kreasi generasi muda dan pagelaran wayang golek lakon “Sanghyang Talaga Pancuran” oleh Ki Dalang Khanda Ade Kosasih Sunarya dari Lingkung Seni Giri Harja 2 Putu. “Di usia ke-98 tahun, Perjalanan menjadi jalan penuh makna dalam menjaga nilai-nilai luhur kehidupan. Semoga di tahun-tahun mendatang, keluarga besar AKP senantiasa diberkahi keselamatan, kesejahteraan, serta kerukunan,” pungkasnya.