CIAMIS Kanal31.com — Ribuan tenaga honorer di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Ciamis sepakat membentuk wadah perjuangan baru bernama Aliansi Honorer Kemenag Ciamis. Pembentukan aliansi ini menjadi momentum penting untuk menyatukan aspirasi para tenaga pendidik dan kependidikan madrasah yang selama ini berjalan sendiri-sendiri.
“Selama ini kita bercerai-berai, terkotak-kotak dalam organisasi kecil. Sekarang kita disatukan dalam satu buku besar perjuangan bernama aliansi,” ujar Dhiagus Ketua Aliansi Honorer Kemenag Ciamis dalam orasinya, Senin (21/10/2025).
Aliansi ini terbentuk dari berbagai organisasi honorer di lingkungan madrasah, mulai dari RA, MI, MTs hingga MA, baik guru maupun tenaga kependidikan. Mereka menegaskan, tuntutan yang diusung kali ini merupakan kelanjutan dari aksi nasional yang pernah dilakukan pada 1 Oktober lalu dan akan kembali disampaikan ke DPR RI di Jakarta.
7 Tuntutan Utama Aliansi
Dalam pernyataannya, aliansi menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pemerintah daerah dan pusat, antara lain:
1. Porsi formasi P3K yang adil dan profesional.
2. Alokasi kuota khusus bagi honorer madrasah swasta.
3. Afirmasi khusus bagi honorer lama.
4. Validasi data tenaga honorer secara transparan di Kemenag.
5. Alokasi anggaran dan bantuan insentif pendidikan madrasah.
6. Keadilan dalam program PIP bagi siswa madrasah.
7. Pembukaan kembali forum dialog rutin antara aliansi dan pemerintah.
Selain itu, mereka juga mendorong amandemen Undang-Undang ASN Nomor 20 Tahun 2023 beserta turunannya, yakni UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 24 Ayat 1, atau penerbitan regulasi baru yang secara eksplisit mengakomodir kebutuhan guru dan tenaga kependidikan madrasah swasta.
Tuntutan Soal Keadilan dan Kepastian Karier
Menurut perwakilan aliansi, selama ini tenaga honorer Kemenag, terutama yang bekerja di madrasah swasta, masih termarginalkan secara regulasi dan karier.
Dhiagus menegaskan honorer di madrasah itu tidak punya jenjang karier yang jelas. Regulasi yang ada belum mengakomodir kesejahteraan dan masa depan mereka. “Ini yang harus diperjuangkan bersama,” tegasnya.
Aliansi juga meminta pemerintah untuk memberikan advokasi hukum dan kejelasan aturan Kemendagri terkait pedoman APBD terhadap madrasah, agar tidak terjadi ketimpangan dalam distribusi anggaran pendidikan antara sekolah umum dan madrasah.
Ribuan Honorer Hadir dari Seluruh Kecamatan
Aksi deklarasi dan konsolidasi aliansi ini dihadiri oleh perwakilan dari 27 kecamatan se-Kabupaten Ciamis, dengan jumlah peserta mencapai sekitar 2.000 orang dari total lebih dari 4.000 tenaga honorer Kemenag di wilayah tersebut.
“Ini bukti bahwa kita solid. Dari seluruh kecamatan hadir, bahkan satu kecamatan bisa mengirim lebih dari 100 orang,” ujar Dhiagus
Sebagai penutup, ketua aliansi menegaskan bahwa keberadaan wadah ini bersifat sementara dan akan dievaluasi sesuai kebutuhan perjuangan. “Jika regulasi yang kita perjuangkan tercapai, aliansi ini siap dibubarkan. Tapi selama keadilan belum ditegakkan, kita akan terus bersatu,” pungkasnya.
