
KANAl31.COM
Pameran buku Islamic Book Fair (IBF) kembali diselenggarakan tahun ini setelah sempat tertunda tahun lalu karena Covid-19. Acara tersebut digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 3-7 Agustus 2022.
Ketua Panitia IBF Mahmud Anis mengatakan IBF kali ini menyediakan 128 stan. Para peserta penerbit yang berpartisipasi menyajikan buku kurang lebih 10 ribu judul dengan jumlah eksemplar sekitar satu juta. “Peserta pada tahun ini sebanyak 128. Jumlah itu bukan karena peminatnya tidak ada, tetapi semata-mata kami menjaga prosedur kesehatan (prokes). Meskipun nanti pengunjung padat, Insya Allah tidak sampai berdesak-desakan karena areanya terbuka lebar,” kata Mahmud Anis di JCC, Rabu (3/8/2022).
Mahmud mengatakan tema IBF kali ini adalah literasi Islam menumbuhkan optimisme bangsa. Tema tersebut ditetapkan agar dapat memberi semangat kepada masyarakat untuk menerbitkan buku. Sebab, sejatinya, buku masih tetap dan selalu dibutuhkan.
Dia mensyukuri IBF dapat diadakan pada tahun ini setelah pada tahun 2021 sempat tidak diadakan karena kasus Covid-19 yang meningkat. “Alhamdulillah pada tahun 2022 IBF bisa diselenggarakan. Semoga dengan diadakan penyelenggaraan pameran buku IBF ini memberi semangat optimisime kita semua, Insya Allah dunia buku penerbitan, khususnya buku-buku Islam dapat kembali hidup, amiin,” ujarnya.
Mahmud menjelaskan keberlangsungan IBF tentu hasil kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak. Dia berterima kasih kepada Allah, pihak manejemen JCC yang memberikan banyak kemudahan, keringanan, dan berbagai fasilitas, khususnya fasilitas sholat. Selain itu, dia juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain, seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Kepolisian Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat.
Sementara itu, Ketua IKAPI DKI Jakarta Hikmat Kurnia mengatakan untuk menyelenggarakan IBF bukan pekerjaan yang mudah. “IBF baru diadakan tahun ini bahkan waktunya bergeser, berlangsung pada Agustus. Ini menjadi tantangan yang sungguh berbeda dalam penyelenggaraan. Namun, atas kehendak Allah, kerja keras dari panitia, dan dukungan dari berbagai pihak, Alhamdulillah IBF ke-20 bisa terlaksana,” kata Hikmat.
Hikmat menyebut IBF bukan sekadar acara pameran yang bermotif bisnis melainkan panggilan jiwa sebagai pelaku penguat Islam. IBF juga merupakan ladang dakwah untuk menjadikan Islam generasi yang rahmatan lil alamin sebagai dasar pembentukan bangsa yang kuat.
Meskipun situasi sekarang masih sulit untuk penerbitan buku Islam, tetapi dia yakin IBF harus diselenggarakan sebagai pemantik bangkitnya dunia perbukuan Islam. “IBF adalah momentum untuk menumbuhkan optimisme dalam khazanah pembukuan Islam. IBF ke-20 menjadi istimewa karena memberikan kesadaran betapa pentingnya nilai-nilai positif dan optimis saat situasi kehidupan menekan. Nilai-nilai tersebut akan menjadi posisi yang kokoh saat setiap kehidupan mengalami perubahan, maka literasi Islam akan mampu menghadapi perubahan dengan bijaksana. Event ini tidak hanya bermanfaat bagi pelajar, penulis, penerbit, pemerintah, tetapi seluruh pihak yang mencintai bangsa ini,” tuturnya.
Selain Hikmat, acara ini juga dihadiri oleh Ketua Umum IKAPI Arys Hilman Nugraha. Dia mengatakan IBF bukan hanya acara pameran buku melainkan menjadi peradaban Islam.
“Penghargaan yang setinggi-tingginya untuk IBF karena IBF merupakan acara yang luar biasa, harus disukseskan. Melalui IBF terdapat optimisme terhadap kebangkitan penerbit Islam ataupun penerbit Indonesia untuk kembali berkarya meskipun situasi tidak akan pernah sama seperti sebelum Covid-19,” tambahnya.