
BANDUNG, kanal31.com– Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. H. Dedi Supriadi, M.Hum menyadari bahwa kemajuan teknologi semakin hari semakin tidak terbendung. Berbagai media sosial banjir dengan informasi, sehingga kita harus bijak menyikapinya. Selain bisa dimanfaatkan secara positif, media sosial juga tak urung membuka celah bagi tindakan manipulasi dan kejahatan.
“Nah, filternya adalah diri kita sendiri. Bagaimana kemajuan teknologi berjalan beriringan dengan kemajuan pola pikir kita sendiri. Terutama bagi mahasiswa –Generasi Z– perlu bersikap kritis dalam menggunakan medsos. Filter setiap informasi, mempertanyakan setiap teks yang kita baca,” imbau Dekan, saat membuka Studium Generale, yang diikuti mahasiswa angkatan 2025/2026, di Aula Anwar Musaddad Kampus 1 UIN Bandung, Rabu (24/09/2025).
Ia pun berpesan kepada semua mahasiswa untuk bersikap bijak dalam memilih informasi, termasuk membatasi penggunaan medsos. Status yang ditulis di medsos merupakan cerminan kepribadian. Jangan sampai status atau komentar yang ditulis menebarkan kebencian, menyinggung orang lain, bahkan menjeratnya ke dalam kasus hukum.
“Ini penting! Untuk memaksimalkan manfaat dan menghindari risiko. Junjung tinggi etika dalam berkomunikasi dan selektif dalam menyebarkan informasi. Gunakan kemajuan teknologi untuk memperkaya khazanah keilmuan dan menambah wawasan,” ujarnya.
Studium Generale, yang bertajuk “Literasi Digital: Bijak Menggunakan Media Sosial” ini, menghadirkan pakar komunikasi Santi Indra Astuti, M.Si (Universitas Islam Bandung); Prof. Dadang Rahmat Hidayat (Unpad Bandung); dan Prof. Mahi M. Hikmat (UIN Bandung); dimoderatori dosen FAH Indan Hildansyah.
Di saat yang sama, Dekan juga membuka secara resmi acara pembekalan Praktik Ibadah, sebuah kegiatan pendukung pendidikan non-SKS yang mengikat dan kelulusan praktik ibadah ini menjadi prasyarat dalam menempuh ujian komprehensif dan munaqosah.
Sebanyak 80 Dosen Bimbing Ibadah Mahasiswa
Menurut Wakil Dekan I FAH, Dr. Rohanda, praktik Ibadah ini bertujuan agar setiap mahasiswa memiliki kompetensi dalam pelaksanaan ibadah mahdhah dan ghair mahdhah, sesuai dengan syariat Islam.
Mereka dibimbing oleh para dosen, sehingga secara merata mahasiswa memiliki pemahaman, apresiasi dan keterampilan dalam melaksanakan ibadah secara praktis, juga memiliki kemampuan menggali berbagai rujukan yang digunakan dalam pelaksanaan ibadah secara praktis.
Frekwensi kegiatan praktik ibadah minimal dilakukan 10 kali, bisa secara individual atau kelompok, dilaksanakan minimal 100 menit. Peserta praktik ibadah adalah mahasiswa angkatan 2025/2026 yang berjumlah 800 orang, atau angkatan sebelumnya yang belum lulus.
Acara pembekalan praktik ibadah maupun Studium Generale ini dihadiri oleh unsur dekanat, ketua/sekretaris jurusan, ketua laboratorium, para dosen pembimbing, dan tenaga kependidikan. Dilengkapi tausiah akademik oleh Moeflich Hasbullah, MA.(shandi rg/red.nas)